Kota Pasuruan: The Little Hadramaut
By. Achmad Fahmi
Gambar 1. Salahsatu icon di kota Pasuruan
Sumber. radarbromo.jawapos
Siapa yang tidak kenal dengan salahsatu kota yang ada di Jawa Timur ini? Ya, kota Pasuruan namanya. Islam telah menjadi mayoritas agama di kota ini. Sejak dahulu, para leluhur di Pasuruan telah berupaya untuk selalu menghidupkan nafas-nafas islami dalam sendi kehidupan masyarakatnya. Contohnya dapat kita lihat dari salahsatu motto utama di Pasuruan yakni “Pasuruan Kota Bhakti”.
Motto tersebut memiliki arti; Beriman, dalam artian masyarakat yang menjunjung tinggi keimanan dengan melaksanakan setiap ajaran agama yang dianutnya. Hijau, kota Pasuruan merupakan kota ramah lingkungan yang memanfaatkan sumber daya alam dan energi secara efektif dan efisien, memiliki ruang terbuka hijau, mengurangi limbah, menerapkan sistem transportasi terpadu, menjamin kesehatan lingkungan, dan menyinergikan lingkungan alami dan buatan melalui peningkatan peran serta masyarakat. Aman, merasa aman melakukan aktifitas apapun dan terbebas dari ancaman dan gangguan dari berbagai bentuk kejahatan manusia termasuk juga bencana alam. Kreatif, Masyarakat Kota Pasuruan dikenal sebagai masyarakat yang kreatif dan inovatif. Taat, masyarakat menaati segala peraturan yang berlaku di Kota Pasuruan. Indah, kota Pasuruan dikenal sebagai kota yang indah, memiliki tata ruang kota yang rapi, lingkungan yang asri, dan memiliki pemandangan hijau di setiap sudut kota (https://pasuruankota.go.id).
Dalam islam sendiri juga dianjurkan untuk selalu menjaga kelestarian lingkungan. Semua aturan tersebut dimaksudkan untuk mencegah agar manusia terhindar dari musibah yang menimpanya. Islam memberikan panduan yang jelas bahwa sumber daya alam merupakan daya dukung bagi kehidupan manusia yang harus dipelihara dengan sebaik-baiknya. Seperti dalam firman Allah swt yang berbunyi:
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)” (Q.S. Ar-Rum; 41).
Berdasarkan penjelasan ayat al-qur’an tersebut, maka dalam berinteraksi dan mengelola alam serta lingkungan hidup, manusia mengemban tiga amanat dari Allah, diantaranya yakni: al-intifa’ yaitu Allah mempersilahkan kepada umat manusia untuk mengambil manfaat dari hasil alam dengan sebaik-baiknya demi kemakmuran dan kemaslahatan bersama; al-i’tibar yaitu manusia dituntut untuk senantiasa memikirkan dan menggali rahasia di balik ciptaan Allah seraya mengambil pelajaran dari berbagai kejadian dan peristiwa alam; al-islah yaitu manusia diwajibkan untuk terus menjaga dan memelihara kelestarian lingkungan dimana mereka tinggal.
Oh iya, sebelum berinjak lebih jauh. Kenapa kota Pasuruan disebut sebagai kota the little Hadramaut? Karena, kota Pasuruan merupakan kota dengan jumlah pesantren maupun madrasah yang tidak sedikit dan tidak dapat disebutkan satu-persatu karena saking banyaknya. Dan tak lupa pula, Pasuruan juga memiliki sosok ulama’ yang sangat kharismatik dan menjadi idola banyak umat. Beliau adalah KH. Abdul Hamid bin Abdullah bin Umar, berikut salahsatu foto beliau yang dapat terabadikan:
Gambar 2. Foto KH. Abd Hamid
Sumber. panjimasyarakat.com
Pada setiap peringatan kematiannya pasti ramai oleh para peziarah dari berbagai penjuru daerah yang biasa disebut khaul romo yai khamid. Saking ramainya peziarah yang datang saat khaul romo yai khamid kota pasuruan menjadi jauh lebih padat ketimbang event-event resmi yang ada di kota. Ya begitulah, karisma romo yai hamid ini yang bahkan masih terus menginspirasi banyak orang sekalipun sesudah beliau tiada.
Dari sini dapat kita ketahui bersama bahwasanya kota Pasuruan sangatlah menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan yang tidak hanya sekedar motto saja, melainkan juga dalam pengaplikasiannya baik dalam kehidupan bermasyarakat maupun infrastruktur/fasilitas umum yang telah disediakan.
Dalam meningkatkan kesejahteraan dan keselamatan baik pemerintah maupun tokoh agama selalu berpegang teguh dalam syariah, Al-Qur’an, dan As-Sunnah sebagai wujud dari Islamic Planning. Perencanaan kota ini juga masih dipengaruhi oleh aturan-aturan dari Classical Planning, yakni elemen-elemen pembentuk jalan yang mana terdapat hierarki jalan dan pengembangan dari geometri grid di mana terdapat pertemuan jalan dengan garis tegas dan benteng atau tembok kota (Mortada, 2003). Tidak hanya itu, kota Pasuruan juga memiliki karakteristik yang cukup khas. Dapat kita lihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 3. Alun-alun kota Pasuruan
Sumber. id.wikipedia.org
Dari gambar diatas dapat kita ketahui bahwa pusat dari kota ini adalah masjid dan taman sebagai wujud dari ruang publik. Karena masjid merupakan pusat dari sebuah komunitas permukiman Islam, maka tempat ini selalu dilintasi jalan utama untuk mempermudah aksesnya. Ada pula hierarki ruang berupa unit-unit bangunan rumah tinggal sebagai dasarnya dan masjid sebagai pusat atau intinya.
Pembentukan permukiman kota seperti ini juga pernah dialami oleh Nabi Muhammad saw pada saat pertama kali pembentukan kota Madinah dan Makkah Al-Mukaromah yang mana masjid Nabawi dan masjid Al-Haram menjadi pusat dari kedua kota suci tersebut. Kemudian Nabi Muhammad SAW juga membagi lahan pada daerah tersebut untuk dijadikan khittahs (quarter), ‘aataa (properti) dan dur (rumah) kepada muhajirin (kelompok ‘imigran’ pengikutnya). Untuk membantu proses interaksi dan hubungan sosial pada masyarakat, terdapat fasilitas umum seperti area suqs (pasar), citadel (pusat pemerintahan), serta madrasah (area pendidikan).
Nah, dari penjelasan diatas dapat kita simpulkan bahwasanya kota Pasuruan ini merupakan salahsatu kota yang terbentuk berdasarkan nilai-nilai islami dalam kehidupan bermasyarakat serta berpegang teguh pada Syariah, Al-Qur’an dan As-Sunnah dengan berkiblat kepada salah seorang ulama’ kharismatik yakni KH. Abd Hamid dan para gurunya yang diharapkan mampu menjadi panutan dalam segi akidah maupun akhlak. Tidak hanya itu pula, dari segi fasilitas umumnya pun juga sangat diperhatikan seperti yang telah diterapkan oleh Nabi Muhammad saw pada saat pembentukan kedua kota suci.
Komentar
Posting Komentar